Evo Morales Tiba di Bolivia (Foto: AP)
LA PAZ - Pemimpin negara Amerika Selatan bersatu mendukung Presiden Bolivia Evo Morales setelah pesawat kenegaraannya dipaksa mendarat di Austria, setelah dicurigai ditumpangi pembocor intelijen Amerika Serikat (AS). Morales pun mengancam menutup Kedubes AS.
Morales kembali menyalahkan AS karena menekan negara-negara di Eropa seperti Prancis dan Portugal untuk menolak izin melintas dari pesawat kenegaraannya. Penolakan itu memaksa Morales mendarat di Wina, Austria.
"Kami tidak membutuhkan Kedutaan Besar Amerika Serikat. Kami tidak butuh mereka datang ke sini, hanya karena alasan kerja sama," jelas Morales, seperti dikutip Telegraph, Jumat (5/7/2013).
Morales pun menggalang dukungan dari pemimpin Amerika Selatan seperti dari Venezuela, Ekuador, Argentina dan Uruguay. Mereka bergabung dengan Morales untuk membahas masalah pelanggaran yang dilakukan AS itu.
Para pemimpin Amerika Latin marah besar dengen insiden itu. Mereka menilai insiden yang dialami Morales adalah sebuah pelanggaran atas kedaulatan nasional dan sebuah tamparan bagi negara-negara Amerika Latin.
Presiden Ekuador Rafael Correa menegaskan dukungannya terhadap Morales dan menuduh AS yang melakukan agresi. Sementara Presiden Venezuela Nicolas Maduro memprotes dugaan penggeledahan yang dilakukan oleh pihak Spanyol atas pesawat Morales.
"Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy telah melakukan pelanggaran dengan mencoba menggeledah pesawat Morales di Spanyol. Dia tidak berhak untuk melanggar hukum internasional," tutur Maduro.
Morales tengah dalam perjalanan pulang ke Bolivia dari Rusia, ketika pesawatnya dipaksa untuk mendarat di Austria. Saat itu Morales diduga memberikan tumpangan kepada pembocor intelijen AS, Edward Snowden. Tetapi dugaan itu tidak terbukti. (faj)