Fajar Nugraha - Okezone
Mesir yang kembali dilanda protes (Foto: AP)
KAIRO - Protes anti-Pemerintah Mesir makin bertambah panas. Massa dikabarkan menyerang markas Ikhwanul Muslimin yang menguasai Pemerintahan Mesir saat ini.
Pengunjuk rasa memenuhi kantor pusat dari Ikhwanul Muslimin dan menyuarakan tuntuntan mereka kepada pemerintah. Apa yang diminta masih sama, mereka menginginkan Presiden Mohamad Morsi untuk mundur dari jabatannya.
Aksi demonstrasi itu berlangsung panas setelah para pengunjuk rasa melempari kantor Ikhwanul Muslimin dengan batu dan bom molotov. Pada akhirnya, insiden tersebut memicu terjadinya bentrokan.
Warga Mesir turun ke jalan di hampir seluruh wilayah negara itu. Jumlah mereka makin besar dan mendesak Presiden Morsi untuk lengser dari kekuasaannya. Mereka menilai Pemerintahan Morsi gagal membawa Mesir menghadapi krisis ekonomi.
"Warga Mesir sudah bosan dengan presiden yang gagal mengatasi krisis ekonomi. Di bawahnya situasi keamanan terus menurun, termasuk meningkatnya kasus pembunuhan dan kekerasan seksual," tutur Koresponden CBS News, Senin (1/7/2013).
Setidaknya sudah lima orang dilaporkan tewas dalam kerusuhan yang terjadi. Sebagian besar korban tewas merupakan korban kerusuhan dan penembakan yang terjadi di Selatan Mesir.
Sementara Presiden Morsi menegaskan dirinya tidak akan mundur dari jabatannya. Sementara pendukung Morsi bersumpah untuk tidak membiarkan para pengunjuk rasa untuk berbuat sesuka hatinya. Puluhan ribu pendukung Morsi pun tidak ketinggalan mengadakan protes tandingan tidak jauh dari istana presiden.
Dikhawatirkan kedua pihak yang berseteru, antara pro dan kontra Morsi, bisa terlibat bentrokan panas satu sama lain. Namun pihak pro-Morsi menegaskan mereka akan melakukan protes damai dan tidak mempersiapkan diri untuk melakukan kekerasan. (faj)