Jaga Nasionalisme, RNI Masukkan Pelajaran Bela Negara ke Diklat
03 Agustus 2019, 09:00:05 Dilihat: 208x
Bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) memasukkan pendidikan bela negara ke dalam diklat jenjang karier, khususnya karyawan dari kalangan milenial.
Menurut Direktur Utama RNI B Didik Prasetyo, program ini untuk menjaga semangat nasionalisme sehingga rasa persatuan dan kesatuan sebagai saudara sebangsa dan se-Tanah Air di antara karyawan, khususnya milenial RNI tetap terjaga.
"Nanti kita follow up dengan MoU dengan BNPT memasukkan pendidikan bela negara di setiap jenjang pendidikan atau diklat yang ada di jenjang karir RNI. Mulai dari BMDP, terus MMDP, SMDP, hingga CMDP," ucap Didik pada acara Launching Millennials RNI di Gedung RNI, Jakarta pada Rabu (31/7/2019).
Didik memuji karakter generasi milenial yang kreatif, inovatif, melek terhadap teknologi serta serba cepat. Namun, Didik juga menggarisbawahi beberapa hal negatif yang berpotensi menjadi ancaman, salah satunya terkikisnya nilai-nilai nasionalisme akibat pengaruh media sosial dan globalisasi.
Menurut Didik, pendidikan nasionalisme yang diterima generasi milenial saat ini sangat kurang jika dibanding dirinya saat menempuh pendidikan dari SD hingga kuliah.
Meskipun begitu, ia berharap kepada milenial, khususnya karyawan RNI Group, untuk mempersiapkan diri guna menghadapi bonus demografi beberapa tahun ke depan.
"Ini adalah suatu keuntungan demografi yang kita dapatkan nanti pada tahun 2030. Berdasarkan survei PricewaterhouseCoopers (PwC) posisi perekonomian Indonesia akan menempati peringkat ke-5 dunia. Dalam 11 tahun ke depan, para milenial ini akan memegang peranan yang sangat penting bagi kemajuan perekonomian maupun kemajuan Indonesia secara luas," ujar Didik.
Lanjut Didik, saat ini 30% karyawan RNI Group berasal dari generasi milenial. Menurutnya, kemampuan para karyawan milenial ini perlu ditingkatkan guna menghadapi revolusi 4.0. Meskipun begitu, ia juga menekankan para milenial untuk menyaring informasi, khususnya dari informasi negatif yang mengikis rasa nasionalisme.
"Hemat saya perlu ditingkatkan karena era globalisasi menghadapi era 4.0 yang sejalan dengan karakteristik milenial ini, intinya itu gadget. Jadi gadget ini paling gampang memperoleh informasi dari mana pun. Namun, dari informasi ini enggak ada penyaringnya. Informasi negatif bisa mengikis terkait rasa nasionalisme di Indonesia saat ini," pungkas Didik.
Sumber: Detik.Com