Kepsek SMAN di Bojonegoro Curhat Jadi Korban Sistem Zonasi
26 Juni 2019, 09:00:14 Dilihat: 226x
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sistem zonasi mengakibatkan SMAN 1 Dander, Bojonegoro kekurangan siswa. Dari 236 kuota siswa baru yang disediakan, baru terisi 100 siswa.
Kepala SMAN 1 Dander Wantono mengatakan, minimnya siswa yang mendaftar di sekolahnya merupakan dampak dari sistem zonasi. Dari 236 pagu yang disediakan pada PBDB tahun ajaran 2019/2020, sampai saat ini hanya terisi 100 siswa baru.
"Kami ini bisa dikatakan korban sistem zonasi. Kalau tahun kemarin di Bojonegoro masih dibagi enam zona, tahun ini kebijakan berubah hanya menjadi tiga zona. Sehingga banyak peserta PBDB online yang memilih sekolah kota dan favorit," kata Wantono, kepada detikcom, Selasa (25/6/2019).
Wantono menilai pengurangan jumlah zona pada PPDB tahun ini di Bojonegoro justru kurang tepat. Menurut dia, seharusnya jumlah zona diperbanyak menjadi 9 atau 10.
"Kalau aturan Menteri Pendidikan harapannya anak pintar tidak harus sekolah di unggulan, biar ada pemerataan. Mestinya menurut saya zonasi di Bojonegoro itu bukan malah diperkecil menjadi 3 tetapi malah diperbanyak menjadi 9 atau 10," terangnya.
Sementara Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Tuban dan Bojonegoro Adi Prayitno menjelaskan, jumlah zona tahun ini merupakan hasil musyawarah bersama dengan MKKS dan pengawas sekolah. Menurut dia, justru dengan dikuranginya jumlah zona, lulusan SMP sederajat lebih leluasa memilih SMA/SMK yang diinginkan.
Sayangnya, terkait persoalan kekurangan siswa SMAN 1 Dander, Prayitno tak bisa berbuat banyak. "Upayanya ya gimana ya, lha wong pendaftaran sudah tutup atau selesai. Mungkin siswa akhirnya milih di sekolah swasta atau aliyah kita juga ndak tahu. Kayaknya enggak ada sekolah yang mengeluh. Siapa yang mengeluh?," tandasnya sembari bertanya balik ke wartawan detikcom.
Sumber: Detik.Com