Kisah Kiai Ilyas, Pendiri Pesantren Pertama di Bumi Majapahit
24 Mei 2019, 09:00:01 Dilihat: 632x

Penyebaran Agama Islam di Mojokerto tak lepas dari peran besar Kiai Muhammad Ilyas. Ulama kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah itu orang yang pertama kali mendirikan pesantren di Bumi Majapahit.
Pondok Pesantren As Sholichiyah merupakan buah dakwah sekaligus warisan dari Kiai Ilyas. Pesantren di Lingkungan Penarip, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto tersebut kini dikelola oleh sang cucu, Kiai Muhammad Rofii Ismail.
Kiai Rofii berksiah, sang kakek lahir di Kesesi, Pekalongan. Saat remaja, Ilyas sudah merantau ke berbagai daerah untuk menuntut ilmu. Salah satunya ke Pondok Pesantren As Salafie, Babakan, Ciwaringin, Cirebon.
Setelah puluhan tahun menuntut ilmu, lanjut Kiai Rofii, Kiai Ilyas datang ke Mojokerto sekitar tahun 1870. Saat itu usianya hampir 60 tahun. Di Mojokerto, Kiai Ilyas menikah dengan sepupu dari istri KH Hasyim Asy`ari, Pendiri PP Tebuireng, Jombang.
"Istrinya Mbah Kiai Ilyas itu sepupu dari istri Mbah Kiai Hasyim Asy`ari, cuma lebih tua istrinya Mbah Yai Ilyas. Usia Mbah Kiai Ilyas sudah sangat sepuh, Mbah Hasyim masih muda saat itu," kata Kiai Rofii kepada wartawan di kediamannya, Rabu (15/5/2019).
Dakwah yang dilakukan Kiai Ilyas, lanjut Kiai Rofii, pada awalnya berjalan alot. Karena kondisi masyarakat saat itu masih sulit untuk diajak mengaji maupun beribadah. Sehingga Kiai Ilyas sempat berpindah-pindah tempat untuk berdakwah.
Semula Kiai Ilyas membangun musala di wilayah Prajurit Kulon, Kota Mojokerto untuk memulai dakwahnya. Sampai sekitar 2 tahun berdakwah, Mbah Ilyas menemui jalan buntu karena kondisi masyarakat yang belum bisa sepenuhnya menerima ajaran Islam. Setelah mendapatkan petunjuk dari Allah SWT, Kiai Ilyas berpindah ke wilayah Sinoman, Kelurahan Miji, Kecamatan Kranggan.
"Di situ juga masih sulit masyarakatnya. Akhirnya pindah ke sini (Lingkungan Penarip). Di sini baru banyak anak-anak dari daerah lain yang datang belajar ilmu agama," ungkapnya.
Dakwah Kiai Ilyas baru berjalan mulus di Lingkungan Penarip. Menurut Kiai Rofii, saat itu kondisi masyarakat belum banyak yang menjalankan syariat Islam seperti salat dan puasa. Kendati begitu, masyarakat sekitar menyambut baik adanya anak-anak dari luar daerah yang menuntut ilmu ke Kiai Ilyas. Secara perlahan, Kiai Ilyas pun mendirikan Pesantren Salaf As Sholichiyah sekitar tahun 1875 masehi.
"Pondok di sini yang pertama berdiri baik di Kota maupun Kabupaten Mojokerto," terang Kiai Rofii.
Pada awalnya santri Kiai Ilyas datang dari sejumlah daerah di Jabar. Itu tak lepas dari wasiat para guru Kiai Ilyas kepada anak dan cucu mereka. Secara perlahan, anak-anak warga Lingkungan Penarip dan sekitarnya mulai mengaji di pondok Mbah Ilyas. Anak-anak itulah yang menularkan semangat untuk beribadah kepada orang tua mereka masing-masing.
"Karena wasiat kakek-kakeknya dulu yang pernah mengajar Mbah Kiai Ilyas, kalau mondok belajar ke santri saya namanya Muhammad Ilyas, mondok di situ saja jangan pindah-pindah," ujarnya.
Pesantren yang didirikan Kiai Ilyas melahirkan sejumlah ulama besar di Mojokerto. Antara lain Kiai Ahyat Halimy pendiri Pesantren Sabilul Muttaqin di Kecamatan Prajurit Kulon, Kiai Yahdi Mathlab pendiri Pesantren Bidayatul Hidayah di Desa Mojogeneng, Jatirejo, Mojokerto, serta Kiai Muhaimin dan Kiai Khusairi, Mojosari, Mojokerto.
"Bahkan mulai bapak-bapak beliau juga pernah mondok di sini, kepada Kiai Ilyas," jelasnya.
Selain mengasuh para santri, semasa hidupnya Kiai Ilyas rutin menulis mushaf Alquran. Kitab suci umat Islam itu dia tulis tangan untuk dijual ke orang-orang yang membutuhkan. Setiap mushaf membutuhkan waktu sekitar 2 tahun untuk menulisnya.
"Biasanya dibeli oleh orang yang membutuhkan ditukar dengan seekor sapi. Untuk menafkahi dirinya sendiri sapinya dijual untuk bekal," pungkas Kiai Rofii.
Kiai Ilyas wafat saat usianya menginjak 135 tahun. Pesantren yang dia dirikan saat ini mempunyai 2 lembaga pendidikan. Sekolah Madrasah Ibtidaiyah menampung 1.300 siswa. Sedangkan sekolah yang baru dirintis untuk tingkat SMP, baru mempunyai 30 siswa. Puluhan siswa itu sekaligus mondok di pesantren tersebut.
Sumber: Detik.Com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.