Untuk bisa melahirkan mobil listrik atau memperbanyak populasinya jelas tidak mudah. Berbagai persiapan memang perlu dilakukan, baik dari infrastuktur ataupun sparepart mobil listrik.
Bagi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti), ada kendala yang masih harus dihadapi untuk bisa memperbanyak populasi mobil listrik di Indonesia.
"Kendala besarnya adalah di baterai," ujar Menristekdikti, Muhamad Nasir, di Gedung D Kemenristekdikti, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Nasir menambahkan, untuk bisa menekan kendala seperti baterai. Kemenristekdikti mempercayakan UNS untuk bisa menciptakan formula baterai untuk kendaraan listrik.
"Untuk baterai yang kami tugasi adalah UNS (Universitas 11 Maret Surakarta-Red), ini kami akan datang ke Halmahera Maluku Utara, di sana ada tambang yang terkait dengan pembuatan baterai. Industri mulai dikembangkan di sana, nanti kita akan gandeng perguruan tinggi, bagaimana untuk baterai ini disediakan," kata Nasir.
Nasir pun bercita-cita bisa menerapkan baterai pada seluruh lantai mobil. Sehingga jarak tempuh mobil listrik bisa lebih jauh.
"Harapan saya, baterai itu tidak.cukup di satu kotak. Tapi semua lantai yang ada di mobil itu semua harus baterai, biar bisa cover jaraknya (bisa berlari lebih jauh-Red), ini yang lagi kami diskusikan.," katanya.
"Tapi kami sepakat pada perguruan tinggi yang membidangi mobil listrik. Untuk sampai sekarang, di tahun 2018 kemarin kami anggarannya, dulu kami alokasi sekitar Rp 120 miliar, tahun ini hanya Rp 40 miliar," tambahnya.
Sumber: Detik.Com