Menteri Susi Harap Pesantren Sediakan Menu Ikan Setiap Hari
11 April 2019, 09:00:00 Dilihat: 219x
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Cijantung dan Darussalam, Kabupaten Ciamis, Senin (8/4/2019) untuk mengajak santri gemar makan ikan (Gemarikan).
Pada kesempatan ini, Menteri Susi juga memberikan bantuan 1 ton ikan konsumsi dan 100 ribu benih ikan, serta bioflok untuk memelihara ikan. Sudah 500 pesantren yang telah diberi bantuan serupa.
Susi mengatakan 1 dari 3 anak Indonesia dari tahun ke tahun memiliki tubuh kecil karena kurang protein. Untuk itu sangat perlu makan ikan untuk menambah protein.
"Kalau bisa, pesantren setiap hari menunya ada ikan. Kemarin sudah mencicipi ikan laut? Dikasih satu ton. Nanti dicari lagi ikannya dikirim lagi," ujar Susi.
Tahun 2014, konsumsi ikan di Indonesia mencapai 36 kilogram per kapita. Itu pun di timur yang di atas 40-50 kilogram per kapita. Tapi di Jawa Tengah dan Jawa Timur konsumsinya di bawah 10 kilogram.
"Pada enggak suka ikan di Jateng dan Jatim. Orang Jawa Barat tidak terlalu parah, konsumsi ikannya masih di atas rata-rata nasional. Mengingat di Jabar ini banyak kolam-kolam ikan, pelihara sendiri, dari nila, gurame dan lainnya," katanya.
Susi mengaku beberapa tahun terakhir selalu kampanye di Jawa Tengah dan Jawa Timur agar masyarakat gemar makan ikan. "Karena ikan itu banyak protein dan omega yang penting untuk otak. Kalau IQ-nya tinggi, tentu mereka bisa jadi apa saja dan tidak akan sia-sia," ujarnya.
Susi berharap pesantren terus membudidayakan ikan. Supaya kebutuhan protein dan omega untuk para santri terpenuhi.
Menteri Susi juga memberi motivasi kepada para santri untuk menjaga kehormatan diri, kepribadian, kejujuran dan integritas. Ia mencontohkan dirinya, meski orang kampung asli Pangandaran, dengan memiliki kehormatan maka segala yang dicita-citakan bisa tercapai.
"Kalau kita benar mau komitmen dan lurus, bisa jadi apa saja. Indonesia bisa jadi apa saja. Buktinya, dalam 4 tahun Indonesia jadi pemasok tuna terbesar di dunia. Padahal dulu tidak diperhitungkan, yang punya nama itu Thailand dan Vietnam," katanya.
Santri juga harus bersyukur bisa berada di lingkungan pesantren. Karena pendidikan agama sangat penting bagi kehidupan. Dengan bekal agama akan ingat batasan.
Sumber: Detik.Com