Jokowi Ingin Guru Terampil Diperbanyak untuk Tingkatkan Kualitas SDM
14 Februari 2019, 09:00:02 Dilihat: 150x
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah akan fokus pada pembangunan sumber daya manusia (SDM) mulai 2019. Salah satu penunjangnya, Jokowi ingin guru keterampilan diperbanyak untuk meningkatkan kreativitas SDM Indonesia.
Hal itu disampaikan Jokowi saat membuka Rembug Nasional Pendidikan dan Kebudayaan di Pusat Pendidikan dan Latihan Kemendikbud, Sawangan, Depok, Jawa Barat, Selasa (12/2/2019).
Selain infrastruktur, kata Jokowi, modal utama negara dalam bersaing adalah kualitas SDM.
"Setelah infrastruktur, kita masuk pembangunan SDM besar-besaran. Di sinilah Bapak-Ibu dan Saudara sekalian sangat bertanggung jawab berhasil-tidaknya nanti yang namanya pembangunan kualitas SDM. Kita harus berubah karena prasyarat kita untuk keluar dari jebakan negara yang berpendapatan menengah, infrastruktur kita harus baik, SDM harus baik. Dua ini jadi prasyarat supaya kita tidak terjebak di negara berpendapatan menengah dan tidak bisa melompat ke negara maju," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan pemerintah sedang fokus dalam menyiapkan anggaran untuk pengembangan SDM. Jokowi mengatakan anggaran itu nantinya akan digunakan di semua lini untuk pengembangan SDM.
"Oleh sebab itu, mulai tahun ini refocusing anggaran untuk SDM. Apa yang kita kerjakan? Vocational training, vocational school, politeknik, upgrading skill, BLK (Balai Latihan Kerja) ponpes (pondok pesantren) semua harus kita kerjakan," kata Jokowi.
Ke depan, lanjut Jokowi, dia meminta ada koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, yakni Kemendikbud, dan pemerintah daerah, baik dinas di provinsi maupun kabupaten dan kota. Dia juga meminta apa yang menjadi tugas pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus diperjelas.
"Dan kita ingin pendidikan yang fokus untuk keterampilan bekerja, sangat penting sekali," katanya.
Jokowi juga menyoroti persoalan tenaga pengajar di sekolah vokasional atau SMK. Dia mengatakan justru di sekolah vokasi, guru dengan kemampuan khusus atau berketerampilan berjumlah lebih sedikit dari guru umum. "SMK kita guru-guru harus di-upgrade, terutama yang berkaitan dengan kemampuan skill. Guru terampil harus lebih banyak dari guru normatif. Misal guru agama, Pancasila, bahasa Indonesia. Itu harus lebih sedikit dan lebih banyak SMK itu guru-guru terampil, yang mampu melatih," jelas Presiden Jokowi.
Dia mengaku mendapat informasi bahwa guru umum atau normatif sebanyak 65 persen di sekolah vokasi atau SMK. "Yang 35 persen tugas kementerian, tugas Bapak untuk meng-upgrade agar guru-guru terampil guru produktif lebih banyak," katanya.
Dikatakan Jokowi, guru yang terampil akan semakin memudahkan siswa dalam belajar. Apalagi saat ini sudah memasuki era revolusi industri 4.0 yang menuntut perubahan yang cepat.
"Kita juga harus mulai mengenalkan kepada anak, ini sudah zamannya revolusi industri 4.0. Kita harus memberikan pelajaran yang berkaitan dengan digitalisasi, bahasa coding. Ke depan sangat penting sekali," jelasnya.
Jokowi mengatakan, jika peningkatan kualitas SDM itu bisa cepat dilakukan, Indonesia akan siap bersaing dengan negara lainnya. "Negara kaya mengalahkan negara miskin nggak ada, negara besar mengalahkan negara kecil nggak ada, negara cepat akan mengalahkan negara lambat. Sehingga kita membutuhkan kecepatan-kecepatan," katanya.
Sumber: Detik.Com