Dari Kecurangan Malaysia Hingga Penolakan Pengalungan Medali
07 Oktober 2014, 09:00:01 Dilihat: 197x

INCHEON – Pesta olahraga se-Asia atau Asian Games ke-17 tahun ini, tinggal menyisakan sekira 24 jam ke depan. Sabtu (4/10/2014) besok, Incheon sebagai kota penyelenggara sudah akan menggelar upacara penutupan.
Namun bukan tentang China yang akan jadi juara umum, yang merupakan pusat pembicaraan di sepanjang Asian Games, melainkan munculnya beragam drama dan kontroversi yang melibatkan sejumlah atlet dari India, Malaysia dan Suriah, Arab Saudi, Bahrain, dan Qatar.
Kontroversi pertama yang muncul adalah soal dugaan kecurangan dari atlet wushu Malaysia. Tai Cheau Xuen yang awalnya dinyatakan menang, dilucuti medali emasnya oleh OCA – Dewan Olimpiade Asia, lantaran tak lolos tes doping.
Cheau Xuen dinyatakan positif soal kandungan stimulan doping dan medali emas pun terpaksa melayang untuk atlet Indonesia, Juwita Niza Wasni, yang sebelumnya hanya meraih perak.
Juwita dihadiahi emas setelah atlet Malaysia doping (Reuters)
Kontingen Malaysia sempat enggan mengembalikan emas mereka dan bahkan merencanakan akan mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga – CAS.
Hal serupa juga terjadi dengan karateka Suriah, Nour Aldin Al-Kurdi, yang dinyatakan positif menggunakan steroid clenbutrol. Uniknya, yang tak lolos tes doping tak hanya atlet Suriah.
Tiga atlet lainnya yang juga kebagian medali perak dan perunggu seperti Mohammed Abdulaziz (Arab Saudi), Abdulrahman Musaeb Bala (Qatar) dan Kipchirchir Rotich juga dinyatakan tak lolos doping.
Karateka Irak ketiban durian runtuh - emas (Reuters)
Drama “Durian runtuh” berupa medali emas pun jatuh ke tangan karateka Irak, Adnan Almntfage yang sedianya, hanya menempat urutan keempat terbaik.
Kontroversi terbaru terjadi di cabang tinju putri kelas ringan. Atlet India, Laishram Sarita Devi menolak dikalungi medali perunggu, Rabu lalu, lantaran menganggap kekalahannya di semifinal sehari sebelumnya, bukan keputusan yang adil dari juri.
Saat upacara pengalungan medali, Sarita Devi menolak dikalungkan medali dan hanya menerimanya sejenak di genggaman tangan, untuk kemudian ditinggalkan di podium.
Medali perunggu yang ditinggalkan Sarita Devi (Reuters)
Terlepas dari tuduhan kesengajaan, Sarita Devi mengaku menyesal atas tindakannya tersebut. Namun penyesalannya tentu datang terlambat, pasalnya IBF atau Federasi Tinju Internasional, tengah menggodok sanksi untuknya dalam rapat anggota IBF.
Tak hanya soal kontroversi, kehebohan juga terjadi menyoal prestasi di mana tim sepakbola wanita Korea Utara (Korut), mengklaim medali emas, selepas menundukkan Jepang yang notabene, tim juara Piala Dunia Wanita 2011 silam dengan skor cukup mutlak, 3-1.
Yang menarik, dukungan terhadap Korut justru datang gegap-gempita dari “saudaranya”, (Korea Selatan), dengan maraknya bendera unifikasi berwarna dasar putih dan simbol berupa gambar semenanjung Korea yang menyatu.
(raw)
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.