MAKASSAR – Apa beda reli dengan lari? Coba tanyakan hal itu kepada Subhan Aksa. Mungkin dia akan menjawabnya sambil tertawa. Yang jelas, Subhan telah merasakan lomba lari lebih sulit daripada balapan!
Akhir pekan lalu, sehabis mengikuti Bosowa Half Marathon di kategori 10K, Subhan akhirnya merasa pegal juga. Dia duduk berselonjor di kursi lipat, minta dipijat. Seorang tukang urut memijat-mijat kakinya hingga ke betis. Wajah pembalap kelas dunia itupun meringis-ringis menahan sakit.
Kebetulan produsen minyak urut ternama membuka gerainya di sayap kanan depan teras Menara Bosowa, Makassar. Putra Aksa Mahmud – pendiri Bosowa Corp – itu tanpa malu-malu membuka sepatu dan melepas kaos kakinya.
Kakinya pun dipijat setelah diolesi param kocok. Sesekali memejamkan mata, walau kadang meringis juga, Subhan tampak menikmati sensasi pijat-urut gaya tradisional itu. Rupanya yang membuka gerai di teras itu, navigatornya sendiri – Hade Mboi. Maka, gratislah Subhan dipijat sekira sepuluh menit lamanya.
“Umur 15 tahun, pertama kali saya membalap di event lokal. Ikut drag-race di Jalan Sudirman, Makassar. Jadi juara empat,” tutur Subhan, kepada Okezone.
Sekarang, pereli kelahiran 1986 tersebut mulai mengecap manisnya prestasi dari pengalaman debut balap jalanan yang diikutinya pada 2001. Sebelas tahun kemudian, pada 2012, Subhan mencetak rekor sebagai 5 Besar Dunia FIA PWRC (Production World Rally Championship). Kendati tahun 2013 lalu peringkatnya merosot ke urutan 24.
Selagi istirahat dari latihan rutin, dia pun menyempatkan diri pulang kampung buat merayakan ulang tahun Bosowa Corp ke-41. Subhan bahkan rela ikut jadi salah seorang penggembira pada lomba lari semi-marathon internasional itu dan berhasil masuk finis, tapi entah peringkat ke berapa. Tak heran, akibatnya kakinya terasa pegal dan dia kecapaian setelah menempuh jarak sepuluh kilometer mengelilingi kota Makassar di pagi buta.
Berpasangan dengan navigator Hade Mboi, Subhan sedang bersiap membalap di reli Portugal bulan April mendatang. Kedua pasangan itu mengaku kancah yang paling menantang mereka adalah Reli Swedia pada 2008 karena treknya penuh salju.
“Pertama kali di situ kami reli di salju,” timpal Hade seraya mengungkapkan, pada tahun itu juga mereka berhasil menembus 10 besar dunia.
Menarik ditunggu, sensasi apa lagi yang akan diukir Subhan Aksa bersama Hade Mboi navigator setianya sekaligus sahabat akrabnya bersenda-gurau sehari-hari.
(hmr)