Keprihatinan Atas Prestasi Anjlok di SEA Games
23 Desember 2013, 11:03:03 Dilihat: 235x

Kontingen Indonesia gagal mengemban target menduduki posisi tiga klasemen medali di SEA Games 2013 Myanmar.Misi itu dipastikan kandas karena hingga hari terakhir SEA Games ke-27 ini, Indonesia berhenti di posisi keempat.
Prestasi tersebut tidak menggembirakan dunia olahraga Tanah Air. Mengingat pada SEA Games 2011, Indonesia merupakan juara umum dengan 182 emas, 151 perak dan 143 perunggu. Thailand yang menjadi pesaing terberat kala itu menguntit di posisi runner-up dengan 109 emas, 100 perak dan 120 perunggu.
Di Myanmar, para pejuang Merah-Putih dari ranah olahraga ini hanya bisa mengumpulkan 65 emas, 84 perak, dan 111 perunggu. Padahal Indonesia mematok target meraih 120 medali emas dan masuk ke tiga besar. Target emas di cabang bergengsi, sepakbola, pun luput dari genggaman, setelah Indonesia kalah di final dari Thailand.
Di SEA Games kali ini, Indonesia berada di bawah Thailand yang ada di urutan pertama dengan 107 emas 104 perak, dan 91 perunggu. Di susul Myanmar di tempat kedua dengan 86 emas, 62 perak dan 85 perunggu. Sementara, Vietnam mengoleksi 73 emas, 86 perak dan 86 perunggu.
“Dengan menempati peringkat empat, maka Indonesia kembali ke masa prestasi kelabu di ajang SEA Games seperti yang diraih di SEA Games XXIV/2007 di Nakhon Rachasima, Thailand. Beruntung tidak terpuruk pada prestasi terburuk ke posisi lima seperti yang terjadi pada SEA Games XXIII/2005 di Manila, Filipina,” demikian pernyataan Serikat Wartawan Olahraga Indonesia (SIWO PWI) Pusat dalam surat keprihatinan atas prestasi kontingen Indonesia di SEA Games 2013 Myanmar, Minggu (22/12/2013).
Dalam keterangannya, SIWO menilai kegagalan ini sudah dapat diprediksi dengan melihat persiapan kontingen yang penuh kendala, seperti munculnya persoalan uang saku atlet yang tersendat-sendat,pengadaan peralatan latihan yang minim, serta program uji coba yang tertunda atau tidak sesuai program.
“Semua itu muncul karena belum jelasnya masalah pendanaan olahraga Indonesia terutama dalam persiapan menghadapi kegiatan multievent seperti SEA Games, Asian Games dan bahkan Olimpiade. Pemerintah belum bisa memberikan pendanaan yang memadai dan jelas. Pemerintah masih menganggap olahraga sebagai prioritas yang ke sekian dalam pembangunan bangsa,” lanjut pernyataan tersebut.
Buruknya persiapan kontingen diperparah dengan kondisi tidak kondusif dalam pembinaan olahraga nasional terkait adanya rebutan kepentingan antarlembaga.
Beberapa organisasi induk cabang olahraga (Pengurus Besar) terpecah belah. Kasus terakhir tentunya persaingan antara Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
SIWO PWI pun mendesak pemerintah, dalam hal ini Kantor Menteri Pemuda dan Olahraga bersama KOI dan KONI segera melakukan evaluasi yang ketat dan mendalam tentang sebab kegagalan di Myanmar.
Mengusulkan agar Kemenpora, KOI dan KONI meninjau kembali dan membubarkan Program Indonesia Emas agar bisa dilakukan perbaikan menyeluruh baik program maupun reposisi dan personel yang mendukungnya.
Selain itu, pemerintah diminta melakukan percepatan skala prioritas pembinaan pada cabang-cabang olimpiade potensi indonesia dan cabang ibu olahraga yaitu atletik, renang dan senam.
Untuk persoalan perseteruan antarlembaga, SIWO berharap KOI dan KONI mengakhiri konflik kepentingan untuk bekerja sama memperbaiki merosotnya prestasi olahraga Indonesia.
Pemerintah (Kemenpora) dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, juga didesak segera memperjuangkan olahraga menjadi leading sector dalam pembangunan bangsa dan negara, Dengan demikian, ada aksi untuk memperjuangkan anggaran yang memadai dan jelas untuk pembangunan olahraga. Seperti yang dilaksanakan bangsa-bangsa dan negara-negara besar di dunia.
Dalam era informasi ini, menurut SIWO, Kemenpora, KOI, KONI dan induk organisasi cabang olahraga perlu menerapkan penyampaian informasi yang terbuka dan tertata dengan baik. Sebab, menguasai informasi menjadi salah satu prasyarat untuk menggelorakan semangat cinta olahraga dan memenangkan pertarungan di kancah olahraga.
“Kami amat prihatin atas prestasi Kontingen Indonesia di SEA Games Myanmar. Prestasi di Myanmar harus menjadi pelajaran untuk melakukan perbaikan serius ke depan,” tulis SIWO.
(fit)
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.