Evan Dimas Perpaduan Stamina & Intelejensi
19 September 2013, 08:39:58 Dilihat: 228x

Evan Dimas Darmono.(foto: Tarmuji Talmacsi/SINDO)
SIDOARJO - Pertengahan Agustus 2013 atau sebelum gelaran AFF U-19 Youth Championship 2013, Pelatih Timnas U-19 Indra Sjafri mengumumkan hasil tes VO2 Max. Itu adalah kemampuan tubuh dalam memroses O2 saat melakukan kegiatan intensif atau olahraga.
Dalam tes VO2 Max, kapten Evan Dimas mendapatkan 59 atau tertinggi di antara semua pemain Garuda Muda. Orang awam memandang VO2 Max hanyalah berhubungan dengan daya tahan tubuh dan ketahanan stamina pemain di lapangan. Tapi sebenarnya cakupannya sangat luas.
Evan Dimas bisa menjadi bukti dari teori di atas. Pemain berusia 18 tahun yang mencetak hattrick ke gawang Thailand ini memiliki stamina terbaik dan itu menjadi salah satu elemen dasar yang dibutuhkan untuk bermain stabil. Sebagai gelandang serang, dia tentu membutuhkan fisik prima.
Evan Dimas adalah pemain dengan mobilitas tinggi dengan daya jelajah hampir seluruh lapangan. Dia mencetak gol, mengumpan, mengambil tendangan sudut, hingga turun jauh ke pertahanan. Di sinilah peran VO2 Max berbicara, apalagi di empat laga AFF U-19 dia selalu menjadi starter.
Kualitas umpan, tendangan, ketenangan, serta konsentrasi, semuanya bermuara pada kondisi fisik. Tanpa fisik yang memadai sepanjang pertandingan, mustahil pemain seperti Evan Dimas bisa tetap mengatur serangan dengan baik. Faktanya, dia tetap stabil selama 90 menit dan bisa rileks mengeksekusi penalti di penghujung laga.
Tipikal permainan pengagum sosok Xavi Hernandez ini sampai disama-samakan dengan cara bermain Cesc Fabregas. Tidak mendewakan kecepatan, namun memiliki visi tajam. Pengambil keputusan yang brilian, dan yang tak kalah penting adalah kematangan. Tenang dan nyaman dalam
mengolah bola.
"Anak ini (Evan Dimas) sudah lebih matang dari umur yang sebenarnya. Itu yang membuat dia cukup stabil emosinya dan bisa menghadapi tekanan dengan tenang. Pemain seperti dia sangat langka karena memiliki kemampuan cukup komplet sebagai gelandang," ucap Mursyid Efendi, mantan pelatih Persebaya yang paham benar karakter Evan Dimas.
Ada benarnya juga. Indonesia masih miskin gelandang serangan dengan kemampuan komplit seperti tendangan akurat dan umpan cerdas. Indonesia masih terpaku pada anggapan bahwa gelandang serang adalah pemain dengan kecepatan tinggi, ngotot, dengan dribble mumpuni.
Pemain yang pernah menimba ilmu pada Pep Guardiola tersebut membuktikan bahwa intelejensi dan stamina menjadi unsur yang tak boleh diabaikan. Sangat kelihatan pemain seperti ini memiliki fantasi tinggi, kemampuan menyerap ilmu sekaligus menerapkannya di lapangan dengan gayanya sendiri.
Dengan usianya yang baru lulus SMA, sekarang tinggal bagaimana Evan terus mengembangkan diri, tetap berpijak ke bumi, sekaligus bimbingan positif dari orang-orang di sekitarnya. Dia sudah memiliki segala yang dibutuhkan pemain sepakbola muda dan tinggal beberapa langkah untuk menjadi pemain kebanggaan Indonesia.
Publik bola tanah air tentunya ingin melihat bagaimana kelanjutan kiprah Evan Dimas di AFF 2013. Semoga pemain yang sudah menjadi kapten sejak level U-17 tersebut bisa terus memberikan kontribusi positifnya, sekaligus memahami bahwa pencapaian tim tetap lebih utama dibanding pujian secara personal.
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.