Alfa Mandalika - Okezone
BANYUMAS - Indonesia patut mensyukuri hasil dari ajang kejuaraan dunia bulutangkis yang dihelat 5-11 Agustus 2013 di Guangzhou, China. Pasalnya, para jagoan bulutangkis Indonesia sukses membawa pulang dua gelar jawara di nomor ganda putra (Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan) dan ganda campuran (Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad).
Ahsan/Hendra sukses menaklukkan pasangan Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen dengan skor 21-13 dan 23-21 sementara Liliyana/Tontowi menundukkan pasangan nomor satu China, Xu Chen/Ma Jin dengan 21-13, 16-21,22-20. Hasil itu tak pelak mampu menuntaskan dahaga Indonesia yang terakhir kali mencicipi manisnya gelar jawara pada 2007 di Kuala Lumpur.
Untuk mensyukuri hasil membanggakan itu, Djarum Foundation yang memberi dukungan kepada atlit-atlit berprestasi itu melaksanakan kirab di Pemalang, Purwokerto dan Banyumas. Pemalang sendiri adalah kampung halaman Hendra sementara Banyumas adalah kota kelahiran Tontowi. Acara yang digelar selama dua hari itu berjalan meriah. Semua elemen masyarakat dari pejabat sampai anak sekolah dasar ikut larut dalam arak-arakan tersebut.
Okezone yang mempunyai kesempatan mengikuti rombongan melihat, benar-benar masyarakat sangat larut dalam euforia gelar jawara dunia itu. Usai melakukan arak-arakan di Pemalang, rombongan langsung menuju desa Selandaka, Sumpiuh, Jawa Tengah. Di sana adalah tempat dimana Owi sapaan Tontowi dilahirkan dan dibesarkan.
Okezone sendiri mewawancara langsung kedua orang tua Owi, Muhammad Khusni, dan Masruroh, tentang Owi sejak kecil hingga sampai menjadi atlet profesional seperti saat ini.
"Sejak kecil, Owi selalu ikut saya latihan bulutangkis, karena saya hobinya bulutangkis jadi dia ikut terus," Khusni mulai bercerita.
"Sejak kelas 5 SD saya selalu arahkan, lalu saya sabar dan tawakal,” lanjut Khusni.
Feeling Khusni untuk mengirim anaknya ke luar kota ternyata membuahkan hasil, sejak SMP sang ayah akhirnya mengirim Owi ke Tanggerang untuk melanjutkan karier bulutangkisnya.
"Sejak SMP saya kirim Owi ke Tanggerang lalu masuk Gersik, lalu ke Djarum dan lanjut ke Pelatnas," tutur Khusni.
Khusni-pun tak menampik bahwa dirinya bangga bisa melihat prestasi anaknya tersebut. Tak lupa juga, dirinya berharap Owi terus mendapatkan prestasi-prestasi yang gemilang.
"Saya sangat bangga, senang, terharu karena membanggakan keluarga dan bangsa. Harapan saya ke depannya menjaga prestasinya agar bisa lebih mengharumkan lagi nama bangsa," tuntas Khusni.
Peran ibunda Owi, Masruroh, juga tidak bisa dilupakan. Wanita berjilbab itu juga merupakan sosok penting dalam kehidupan jawara All England 2012 dan 2013 itu. Masruroh juga menceritakan saat mengidam Owi, sempat melakukan kebiasaan yang cukup unik.
"Waktu saya ngidam Owi saat usia sudah tua saya malah suka ngerokok. Saya harus hisap sehari satu batang. Waktu Owi berumur 2 tahun, saya kalau belum ngerokok saya belum bisa tidur, tapi sekarang saya sudah tidak merokok," ujar Masruroh.
"Owi kecil selalu ikut bapaknya latihan bersama kakaknya. Itu untuk menjaga dari pergaulan bebas. Dari bulutangkis lalu ke pesantren, di pesantren Al Falah," jelas Masruroh.
"Sejak Owi kecil, bapak sudah mengharapkan Owi bisa jadi juara. Saya selalu berdoa dan minta munajat sama Allah," sambungnya.
Keberhasilan Owi meraih juara juga mempunyai dampak bagi tetangga-tetangga rumahnya. Masyarakat hampir semua menyukai bulutangkis.
"Owi jadi virus bulutangkis di sini terutama setelah dibangun lapangan bulutangkis di depan rumah, jadi rame sampai malem, siang-siang kayak gini kadang-kadang ada juga anak-anak yang main tabokan di depan," ujar Masruroh sambil tertawa.
Profil Tontowi Ahmad
Nama Lengkap: Tontowi Ahmad
Tempat Tanggal Lahir: Sumpiuh, 18 Juli 1987
Negara: Indonesia
Ranking Tertinggi: 2 bersama Liliyana Natsir (26 Juni 2011)
(hmr)