Chris John Siap Jadi Pelatih
11 April 2013, 11:29:44 Dilihat: 286x

Hendra Mujiraharja - Okezone
Chris John. (Foto: Okezone)
JAKARTA – Setelah pensiun, Chris John tidak akan melupakan olahraga tinju. The Dragon (Julukannya), bertekad untuk melatih petinju yang ada di Indonesia.
Tinju memang bukan olahraga yang populer seperti Sepakbola atau Bulutangkis. Kendati demikian, John memiliki karier di dunia tinju yang sangat cemerlang dengan mempertahankan gelar juara Super Champions kelas bulu versi WBA sejak 2003 silam.
Tapi siapa pun yang berharap dapat dilatihnya, maka petinju itu akan menjalani pelatihan yang sangat berat jika John menggunakan metode seperti ayahnya, yang mana mereka berlatih di desa terpencil saat masih berusia lima tahun.
“Kami berlatih sampai sarung tangan kami compang-camping dan busanya keluar. Bahkan, saya harus menambalnya kembali dengan lem dan kulit,” demikian cerita John mengenai caranya berlatih ketika itu, disadur dari SuperSport, Rabu (10/4/2013).
Setelah pensiun dari dunia tinju, John akan bekerja dengan sebuah promotor bernama Dragon Fire. Sebuah perusahaan asal Australia yang memiliki cabang di Indonesia dan Singapura.
John bertekad untuk memantau bakat dan melatih petinju berbakat nantinya. “Saya bisa merekrut dan merekrut petinju muda. Saya juga bisa membantu mereka untuk mengikuti sebuah kompetisi,” ujar petinju asal Banjarnegara ini.
“Ada banyak petinju berbakat di Indonesia, tapi masalahnya bagaimana menjadikan mereka seorang juara? Petinju di sini sangat kurang bayaran. Organisator membutuhkan dukungan dari pemerintah jadi petinju bisa menjadi mata pencaharian,” tandasnya.
(hmr)
Hendra Mujiraharja - Okezone
Rabu, 10 April 2013 16:55 wib
Chris John. (Foto: Okezone)
Chris John. (Foto: Okezone)
JAKARTA – Setelah pensiun, Chris John tidak akan melupakan olahraga tinju. The Dragon (Julukannya), bertekad untuk melatih petinju yang ada di Indonesia.
Tinju memang bukan olahraga yang populer seperti Sepakbola atau Bulutangkis. Kendati demikian, John memiliki karier di dunia tinju yang sangat cemerlang dengan mempertahankan gelar juara Super Champions kelas bulu versi WBA sejak 2003 silam.
Tapi siapa pun yang berharap dapat dilatihnya, maka petinju itu akan menjalani pelatihan yang sangat berat jika John menggunakan metode seperti ayahnya, yang mana mereka berlatih di desa terpencil saat masih berusia lima tahun.
“Kami berlatih sampai sarung tangan kami compang-camping dan busanya keluar. Bahkan, saya harus menambalnya kembali dengan lem dan kulit,” demikian cerita John mengenai caranya berlatih ketika itu, disadur dari SuperSport, Rabu (10/4/2013).
Setelah pensiun dari dunia tinju, John akan bekerja dengan sebuah promotor bernama Dragon Fire. Sebuah perusahaan asal Australia yang memiliki cabang di Indonesia dan Singapura.
John bertekad untuk memantau bakat dan melatih petinju berbakat nantinya. “Saya bisa merekrut dan merekrut petinju muda. Saya juga bisa membantu mereka untuk mengikuti sebuah kompetisi,” ujar petinju asal Banjarnegara ini.
“Ada banyak petinju berbakat di Indonesia, tapi masalahnya bagaimana menjadikan mereka seorang juara? Petinju di sini sangat kurang bayaran. Organisator membutuhkan dukungan dari pemerintah jadi petinju bisa menjadi mata pencaharian,” tandasnya.
(hmr)
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.