Hendra Mujiraharja - Okezone
Pemain Indonesia berlatih di Lapangan C Senayan. (Foto: Okezone)
PSSI sudah sukses menjalani Kongres Luar Biasa (KLB) di Jakarta, Minggu kemarin. Dengan hasil tersebut, diharapkan dapat berdampak terhadap pencapaian prestasi tim nasional di kancah internasional. Kini, Indonesia mencoba menghapus rekor buruk tak pernah menang melawan Arab Saudi.
Belakangan ini, prestasi Indonesia memang mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena perseteruan antara Badan Tertinggi Sepakbola Indonesia (PSSI) yang dipimpin Djohar Arifi Husin dengan Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI), yang dipimpin La Nyala Mattalitti.
Imbasnya adalah pemain yang merumput di Liga Super Indonesia (LSI) dilarang KPSI untuk memperkuat Timnas Indonesia. Tim Garuda berkali-kali tidak mampu meraih gelar juara dan bahkan sering menjadi bulan-bulanan tim lain. Terakhir, Merah Putih gagal lolos dari babak penyisihan Grup Piala AFF 2012.
Kekalahan demi kekalahan membuat Timnas Indonesia turun hingga peringkat ke-166 dunia FIFA. Kini kedua kubu memutuskan untuk mengakhiri persetuan pada KLB yang berlangsung di Jakarta, kemarin. Tentu, para pendukung Garuda berharap Indonesia bisa lolos dari babak kualifikasi Piala Asia 2015.
Namun polemik rupanya belum bersih dari Timnas. Luis Manuel Blanco yang ditunjuk menggantikan Nilmaizar, tidak bertahan lama di Timnas Indonesia. BTN secara mengejutkan menunjuk duet pelatih Jacksen F. Tiago dan Rahmad Dharmawan untuk membesut skuad Garuda. Sedangkan Blanco menjadi Direktur Teknik.
Hal itu disampaikan wakil Ketua BTN, Harbiansyah Hanafiah, yang menyatakan bahwa keputusan itu diambil, karena mengingat situasi tim yang tidak kondusif. Selain itu, adanya permasalahan yang terjadi dengan pemain, membuat BTN mempertimbangkan jabatan Blanco. “Iya, posisi Blanco sudah digeser. Dari rapat tadi (malam, 17/3/2013), dia sekarang menjadi direktur teknik,'' katanya.
Perubahan pelatih saat sepekan menjelang pertandingan, tentu tidak terlalu bagus bagi persiapan Timnas. Sebab di sisi lain, Arab Saudi justru sudah menggelar uji coba menghadapi Malaysia dengan memetik kemenangan 4-1. Apalagi, Indonesia memiliki rekor buruk melawan Arab Saudi.
Indonesia tercatat sudah 10 kali bertemu dengan The Green Falcons. Rekor terbaik Garuda adalah meraih imbang sebanyak dua kali sedangkan sisanya menalan kekalahan sebanyak delapan kali. Ini jelas menjadi sebuah tugas yang berat bagi Jacksen dan RD dalam membangun skuad yang tangguh untuk Indonesia.
Para pendukung Merah Putih sangat berharap Firman Utina dkk bisa memberikan perlawanan sama seperti pada pertandingan Kualifikasi Piala Asia 2007 yang lalu. Meski ketika itu Indonesia kalah 1-2 dari Arab Saudi, Garuda mampu memberikan perlawanan dengan tampil sangat baik dalam pertandingan di Stadion Gelora Bung Karno.
Setelah dikalahkan Irak 0-1 pada pertandingan pertama, persiapan Timnas Indonesia untuk menghadapi Saudi Arabia tidak main-main. PSSI memanggil pemain yang merumput di LSI dan Liga Primer Indonesia untuk mengikuti pemusatan latihan. Ditambah sejumlah pemain naturalisasi Garuda diharapkan bisa meraih kemenangan perdana atas Arab Saudi dan di turnamen Piala Asia 2015.
Rekor pertemuan Indonesia vs Arab Saudi
Indonesia 1-1 Arab Saudi (Kualifikasi Olimpiade 1984, Jakarta 1983)
Arab Saudi 3-0 Indonesia (Kualifikasi Olimpiade 1984, Arab Saudi 1983)
Arab Saudi 4-1 Indonesia (Persahabatan, Arab Saudi, 29 November 1996)
Arab Saudi 4-0 Indonesia (Persahabatan, Arab Saudi, 9 Maret 1997)
Arab Saudi 1-1 Indonesia (Persahabatan, Arab Saudi, 12 Maret 1997)
Arab Saudi 5-0 Indonesia (Jeddah Continental, 10 Oktober 2003)
Arab Saudi 6-0 Indonesia (Jeddah Continental, 17 Oktober 2003)
Arab Saudi 3-0 Indonesia (Kualifikasi Piala Dunia 2006, Riyadh, 18 Februari 2004)
Indonesia 1-3 Arab Saudi (Kualifikasi Piala Dunia 2006, Jakarta, 12 Oktober 2004)
Indonesia 1-2 Arab Saudi (Piala Asia 2007, Jakarta, 14 Juli 2007)
(hmr)