Muhammad Indra Nugraha - Okezone
Pengurus EFI (Foto: M. Indra Nugraha Okezone)
TANGERANG - Atlet equestrian Indonesia diprediksi bakal kesulitan mempertahankan gelar juara umum di SEA Games Myanmar 2013 nanti. Pasalnya, pihak panita cabang olahraga (cabor) berkuda ini yang menyediakan kuda-kuda untuk para peserta di kejuaraan tersebut.
Pada SEA Games yang ke-27 nanti, cabor berkuda memang mengalami perubahan peraturan di pertandingan. Antara lain, atlet yang berlomba bakal memakai kuda yang telah disiapkan oleh panitia dan si atlet takkan tahu kuda mana yang bakal dipakainya, karena kuda akan diundi lebih dulu 30 sebelum laga dimulai.
"Sulitnya di tahun ini, kita tidak bawa kuda sendiri karena akan memakai kuda yang telah dipersiapkan oleh panitia di Myanmar. Pastinya, ini bakal jadi sulit karena atlet kita tidak tahu kudanya seperti apa sebelumnya," ungkap Manajer Pelatnas Equestrian, Prasetiono Sumiskum.
Tak hanya itu, pertandingan pada kelas show jumping (lompatan) akan mengalami penurunan pada halang rintangnya yaitu menjadi 100cm dari sebelumnya 140cm saat SEA Games di Indonesia. Prasetiono menuturkan bahwa penurunan tersebut, tidak menjadikan perlombaan semakin mudah.
"Turunnya tinggi lompatan tersebut, bukan bearti bakal memudahkan. Pasalnya, si atlet tidak tahu kondisi si kuda bagaimana dan kita hanya dikasih waktu ujicoba selama 30 menit saja sebelum pertandingan dimulai," tutur pria yang akrab disapa Tion ini.
Meski begitu, Equestrian Federation of Indonesia (EFI) yang ditunjuk oleh KOI dan KONI untuk mengurusi para atlet equestrian ini memiliki cara untuk mengatasi permasalahan tersebut. Yaitu, dengan memenuhi permintaan pelatih dari kubu Myanmar ke Indonesa.
"Jadi, kebetulan Myanmar meminta kepada kami seorang pelatih asal Indonesia, karena pada tahun lalu atletnya sukses meraih perunggu dengan pelatih asal Indonesia. Kita bakal kirim satu pelatih nantinya ke sana, dan itu bakal jadi keuntungan bagi kita karena jadi mengetahui kondisi kuda-kuda yang ada di sana," jelas Prasetiono.
"Kita juga bakal memasukkan satu atlet senior yang juga seorang pelatih. Jadi, nanti tugasnya untuk mengetahui seperti apa kuda-kudanya ke pada atlet lainnya, karena di Myanmar nanti para pelatih tak boleh mencoba kuda-kuda tersebut," pungkasnya.
(win)