"Seperti Berlari di Udara"
30 Januari 2013, 09:23:27 Dilihat: 468x

Fitra Iskandar - Okezone
JAKARTA - Nike Air Max kembali berevolusi dengan rancangan terbaru yang telah diluncurkan pada pertengahan Januari tahun ini. Sepatu yang punya ciri khas desain visible air, alias bantalan tembus pandang ini kini tampil dengan teknologi Nike hyperfuse.
Teknologi hyperfuse ini diklaim membuat Nike Air Max+2013 menjadi sepatu lari yang lebih ringan, empuk dan lebih lega. Nike hyperfuse merupakan konstruksi dari tiga material di bagian upper. Layer dasar, bahan ber pori yang didesain untuk memberikan efek ventilasi, dan bagian proteksi untuk memperkuat bagian-bagian yang biasanya secara alami tertekuk saat dipakai. Uniknya, ketiga material itu tidak memiliki jahitan karena dipres menggunakan mesin hotmelt.
Menengok bagian tali sepatu, material yang cukup unik juga melekat di bagian dalamnya. Di setiap lubang tali, Nike Air Max+ 2013 dilengkapi dynamic flywire yang terbuat dari kevlar, bahan yang memiliki ketahanan luar biasa dari panas dan kerap dijadikan pelapis anti peluru.
“Tapi karena ini bukan sepatu untuk tentara, tidak semua bagian memakai bahan kevlar,” ujar Technical Specialist Nike, Arie Wijayanti, sedikit bergurau.”Efeknya kaki kita seperti dipeluk, karena berfungsi merangkul kaki ketika dipakai,” imbuhnya.
Pelari nasional Agus Wardoyo mengaku sudah mencoba Nike Air Max keluaran terbaru ini selama dua pekan. Dalam training di Pengalengan Jawa Barat, Air Max 2 menurutnya cukup nyaman membungkus kakinya melahap berbagai karakter lintasan.
Peraih dua medali emas SEA Games 2011 yang sedang mempersiapkan diri mengikuti kejuaraan atletik half marathon sejauh 21 kilometer di Korsel ini pun memuji performa Nike Air Max+ 2013, yang menurutnya lebih ringan dan memiliki bagian bawah yang empuk. “Titik jenuh berlari saya jadi lebih lama. Karena saat kita berlari bantalan bawah sepatu seperti memberikan tekanan balik,” ungkapnya.
Nike Air Max pertama kali diluncurkan pada 1987, dengan desain visible air atau bantalan tembus pandang di bagian bawah. Desain tembus pandang tersebut membuat pamor generasi penerus Nike Air ini melambung. Pada masa itu, desain tembus pandang itu dianggap cukup futuristik.
Bantalan tembus pandang itu menjadi inovasi besar bagi Nike , karena Tinker Hatfield, sang perancang, tidak hanya melekatkannya sebagai aksesoris, namun memiliki visi untuk merancang sepatu yang bisa membuat pemakaianya seperti “berlari di udara”.
Menurut Arie, sejak muncul pertama kali hingga versi 2013 muncul, detil perubahannya sangat banyak.Namun secara garis besar ada perubahan signifikan di versi keluaran 1990 ke 1995, yaitu bagian air bag yang tidak hanya di bagian belakang namun juga di depan. Setelah itu di versi 1997, bantalan udara dibuat menyatu dari belakang hingga depan, hingga tidak ada celah.
Dan perbedaan Nike Air Max+ 2013 dengan versi terdahulu, 2012, selain bagian atas dan penambahan aplikasi dynamic flywire, bagian bawah Air Max versi terbaru lebih lentur sehingga saat dipakai terasa fleksibel mengikuti gerakan natural kaki.
(fit)
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.